Sabtu, Februari 04, 2017

Keburukan di Balas dengan Kebaikan



Saat ini, zaman fitnah. Berbagai macam peristiwa terjadi di sekitar kita. Begitu banyak informasi yang berseliweran. Bahkan kita kadang tidak tahu dan bingung, mana yang mebar dan mana yang salah. Tidak jarang, kita terjebak untuk menjadi penyebar berita yang salah.


Wahai teman, berhati-hatilah dalam menyebarkan berita.
Jika benar, itu bisa menjadi ghibah. Sedangkan jika salah, itu menjadi fitnah.
Nauzubillahi minzalik ... Jangan sampai kita menjadi si pengghibah atau si penyebar fitnah!

Zaman sekarang, rangkaian kata bisa membuat orang bahagia dan bisa juga membuat seseorang terluka. Jika dulu, kita kenal pepatah "Mulutmu adalah harimaumu".
Maka sekarang, "Jarimu adalah senjatamu".
Mari pergunakan jari kita untuk menebar kebaikan.

Berhati-hati melontarkan kata, menulis, dan menebar kata-kata atau kalimat demi kalimat.
Jangan memancing emosi atau menyinggung pihak lain.
Biasanya, banyak orang bisa memberi balasan atas kalimat baik dengan rangkaian kata yang baik pula. Tapi sangat jarang orang bisa membalas kata-kata atau kalimat buruk yang ditujukan untuknya, dengan jawaban rangkai kata yang baik. Iya, sangat langka komentar buruk dibalas dengan komentar baik. Mereka cenderung membalas dengan caci maki atau hinaan. Astaghfirullah. Bahkan mereka bangga dengan kata-kata buruk yang sudah ditulisnya.

Jadi, bertanyalah pada diri masing-masing!
Apakah kita sudah berusaha menebarkan dan menulis kalimat yang baik dan bermanfaat?
Sanggupkah kita menanggapi kiriman kalimat buruk dengan mengirim balasan berupa rangkaian kata yang baik-baik?
Renungkanlah!

Tidak ada komentar: