Selasa, Desember 29, 2020

Obat Kangen

 


Setahun tidak bertemu, MayFiLa selalu bertanya kapan kami bisa ke Surabaya lagi. Pandemi covid 19 membuat kami hanya beraktivitas di dalam rumah dan meminimalisir kegiatan di luar rumah.

Walaupun sering video call sebanyak 3 kali sehari, tetap saja rasa kangen itu selalu menghinggapi. Apalagi bagi MayFiLa, ini adalah waktu terlama tidak saling berjumpa.

Setiap rasa kangen datang, Si Bungsu bisa bercucuran air mata, merengek minta segera bertemu kedua kakaknya di Surabaya. 

Akhir Desember 2020, setelah 9 bulan tidak pernah keluar kota, kami merencanakan untuk ke Surabaya. Kami ke klinik untuk melakukan tes antigen, sebagai syarat untuk keluar kota. Alhamdulillah hasilnya non reaktif.

Kami, Papa, Mama, dan Si Bungsu melakukan perjalanan jalur darat. Syukur alhamdulillah perjalanan lancar dan kami meminimalkan kontak dengan orang lain selama di rest area (hanya di mobil saja).

Sebenarnya kami berangkat tanpa memberitahu keluarga di Surabaya. Sehingga saat kami tiba di gerbang rumah Surabaya, kehadiran kami menjadi OBAT KANGEN bagi Eyang-eyang dan MayFiLa.

Teriakan kaget bercampur suka cita mewarnai pertemuan kami di depan rumah Surabaya. Binar bahagia terpancar di wajah MayFiLa. Tetapi karena lagi musim pandemi, kami tidak bisa langsung berpelukan. Kami harus mandi dulu, baru setelah itu bisa saling melepas rindu.

Untuk sanak saudara dan teman-teman di Surabaya, mohon maaf jika kedatangan kami kali ini membuat kita tidak bisa saling bersilaturahmi. Kami memilih untuk meminimalisir keluar rumah dan hanya ingin menghabiskan masa liburan ini di rumah saja bersama keluarga tercinta.

Semoga pandemi ini segera berakhir. Jangan lupa tetap disiplin melakukan protokol kesehatan ya.

Salam sehat buat semua

Jumat, Desember 18, 2020

Resep Roti Jala dan Kari Ayam




Si Bungsu paling gemar menu bukan nasi. Pada cooking class kali ini, Si Bungsu membuat Roti Jala dan Kari Ayam, menu favoritnya saat dulu bermukim di Malaysia. Anda ikut penasaran cara membuatnya? Yuk intip resepnya berikut ini!

Resep Roti Jala

Bahan:

  • 150 ml susu cair
  • 150 ml air minum
  • 1 butir telur
  • 3 sdm mentega cair
  • Garam secukupnya
  • 150 gram tepung terigu

Caranya:

  1. Semua bahan diaduk rata. Setelah itu dimasukkan dalam cetakan roti jala. 
  2. Jika tidak ada cetakan, bisa menggunakan botol bersih bekas air mineral yang sudah dilubangi tutupnya.
  3. Kemudian panaskan teflon, lalu masak roti jala dengan pola seperti jaring, lakukan satu demi satu sampai habis adonan.


Selanjutnya roti jala bisa dinikmati dengan kari ayam atau kari kambing.


Resep Kari Ayam

Bahan:

  • 500 gram fillet dada ayam
  • 2 buah kentang, potong dadu
  • 1 buah bombay dicincang
  • 3 siung bawang putih dicincang
  • 1 sdm bubuk kari (saya pakai bubuk kari dari Malaysia yang tanpa MSG dan tanpa pengawet)
  • 1 serai dimemarkan
  • 3 daun salam
  • 2 daun jeruk
  • 500 ml air minum 
  • Garam secukupnya
  • Sedikit minyak untuk menumis


Cara membuatnya:


  1. Cuci bersih fillet ayam dan potong kecil sesuai selera.
  2. Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum. Lalu masukkan potongan ayam, diaduk sampai ayam berubah warna.
  3. Selanjutnya masukkan bubuk kari, serai, daun salam, dan daun jeruk, aduk rata. Lalu masukkan air dan potongan kentang. Aduk sebentar, tutup panci, dan kecilkan api kompor.
  4. Sekitar 15 menit, ketika kentang sudah empuk, matikan api dan masukkan garam secukupnya.


Selamat menikmati Menu Roti Jala buatan sendiri ya.

Senin, Desember 14, 2020

Wahai Sahabat, Waspadalah Covid 19!


Bulan Maret 2020 mulai terdeteksi adanya virus covid 19 di Indonesia. Masyarakat yang awalnya sangat berhati-hati, namun setelah lebih 9 bulan berlalu kondisinya sudah seperti banyak yang mulai kendor terhadap protokol kesehatan.


Berikut ini ada tulisan menarik yang dikirim oleh seorang teman via WA. Semoga bisa bermanfaat ya.


Banyak orang berpikir yang penting imun system yang harus dijaga dan merasa itu sudah cukup.

Tapi mereka tidak ngerti ada yang namanya Viral Load.

Jika kita pergi ke tempat-tempat yang viral load nya tinggi, sebagus apapun daya tahan tubuh kita tidak akan sanggup untuk memerangi virus tersebut.


*Dr Nikolas Wanahita, MD, MHA, FACC, FSCAI* Internist; General and Interventional Cardiologist, Mount Elizabeth Novena Hospital - Specialist Centre 38 Irrawaddy Road, #05-45, Singapore 329563

 

Informasi penjelasan ilmiah mengenai Pandemic COVID-19, by Dr. Nikolas Wanahita.

Tidak terasa sudah lebih 7 bulan sejak Pandemic Covid-19. 

Saya banyak menerima pertanyaan dari kolega, pasien, keluarga atau teman-teman mengenai virus ini. 

Saya akan membahas dan menjawab dengan point-point seperti dibawah ini.  

  

Topik : Important Awareness Of “VIRAL LOAD”.

  

A. Mengapa ada orang yang terinfeksi tapi tidak timbul gejala, tapi ada pasien sehat terjangkit virus kemudian meninggal dunia ?

 

Di dunia kedokteran ada yang disebut dengan “viral load”.

Viral load adalah jumlah kuantitatif partikel virus yang masuk ke sistem  tubuh. 

Menurut penelitian ilmiah, viral load ini adalah “key factor/faktor penting” yang menentukan ringan atau beratnya infeksi dari Covid-19. 

Sebelum saya lanjutkan, saya ingin menegaskan bahwa tidak ada obat-obat yang bisa menyembuhkan VIRUS. Hanya immunitas badan yang bisa melawan dan memberantas virus dari sistem tubuh. 


Golongan pasien dengan immunitas rendah adalah mereka dengan kondisi pre-morbid; contohnya penderita hipertensi/darah tinggi, diabetes, pasien yang sudah pernah transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, lanjut usia, atau penyakit kronis lainnya.

 

B. Mengapa banyak penderita berusia muda dan sehat seperti dokter pertama di Wuhan akhirnya terkapar parah di ICU dan meninggal? Demikian juga banyak dokter-dokter muda di Italy, US, Indonesia yang meninggal. Immunitas mereka harusnya bagus.

 

Ini karena selain daripada immunitas, “faktor viral load” ini sangat penting dalam menentukan infeksi ringan atau berat. 

 

Skenario A : 

Pak Fery dan Pak David bertemu di restoran tanpa masker dan duduk berdekatan. 

Pak Fery ternyata mempunyai virus Covid-19, jumlah transmisi viral load yang masuk ke badan Pak David sangat tinggi.

 

Skenario B : 

Pak Fery dan Pak David bertemu di restoran akan tetapi mereka menjaga jarak sedikitnya 1 meter, dan menggunakan masker. 

Dengan skenario sama dimana Pak Fery mempunyai virus di badan, viral load yang masuk ke badan Pak David jumlahnya jauh lebih sedikit. 

Maka dari itu, sangat penting untuk dokter, perawat, dan seluruh personel yang menangani virus Covid-19 untuk menggunakan APD lengkap mulai dari masker N95, goggle plastic, shield muka, dan baju. 

Semakin banyak penderita virus ini dimana jaraknya berdekatan, viral load akan semakin tinggi.

  

C. Jadi apakah berbeda apabila jumlah virus yang masuk banyak atau sedikit ?

 

Setelah virus masuk ke tubuh kita, virus akan mengambil alih fungsi sel tubuh kita untuk berkembang biak/replikasi. Tetapi immunitas badan kita akan mengenali virus asing di tubuh dan dengan cepat mengeluarkan “innate immune response/immunitas fase 1”

( Tubuh mengeluarkan protein2 seperti cytokine dan interferon untuk melawan virus asing. ).

Saat ini terjadilah ‘perang’ antara immunitas tubuh kita dan virus. 

Seperti yang terjadi di pertempuran, siapa yg bisa mengumpulkan ‘pasukan’ secara cepat dan banyak akan menang. 


Kalau viral load yang masuk jumlahnya sangat banyak, sistem immunitas kita akan menjadi “overwhelmed/kewalahan” karena virus sangat cepat berkembang.  

Jika ini terjadi, virus ini kemudian akan turun dari hidung dan tenggorokan kita untuk menyerang sel di paru-paru, dan kemudian  

menyebabkan infeksi paru-paru berat. 

 

Lebih buruk lagi, kalau viral load ini sangat tinggi, sistem immunitas bukan hanya kalah tapi mereka akan berantakan dan memproduksi reaksi immunitas berlebihan. 

Ini disebut “cytokine storm” dimana immunitas badan berbalik menyerang badan, organ-organ, lalu terjadi shock dan kematian dapat terjadi secara cepat.

Minggu, Desember 06, 2020

Single Strong & Sparkling



Jodoh adalah takdir Ilahi yang tidak bisa diprediksi dan sering jadi misteri kehidupan seseorang. 

Apalagi untuk seorang wanita, jika usia memasuki angka 40 tahun, orang di sekelilingnya sering melontarkan berbagai pertanyaan normatif yang kadang membuat tidak nyaman dan mengusik rasa percaya diri.

Tidak banyak yang mau bercerita tentang apa yang dirasakannya. Tetapi di buku ini, Anda akan temukan 13 kisah nyata dari para wanita yang sedang berjuang menanti datangnya belahan jiwa. Mereka menyajikan kisah inspiratif dengan aura positif yang ringan untuk dibaca.

Jika Anda atau ada saudara atau sahabat yang mengalami hal yang sama, bacalah buku ini. Semoga Anda pun akan menjalani hari-hari penantian dengan hati yang bahagia.

#antologiIIDN

* Terima kasih kepada Mbak Fuatuttaqwiyah El-adiba yang sudah mengirimkan buku ini ke rumah saya.